bagi kalian yang ingin membuat amplifier BTL . nihh aku kasih rangkaiannya .
download aja disini
Master Audio Video
Senin, 05 Maret 2012
Rangkaian Flip Flop Sederhana
sebenarnya adalah sebuah multivibrator-astabil (multivibrator tak stabil). Kedua transistor pada rangkaian ini menghantar dan menyumbat secara bergantian sehingga lampu LED D1 dan D2 akan menyala dan padam secara bergantian. Kecepatan pergantian nyala-padam kedua LED tersebut ditentukan oleh besarnya kapasitor C1 dan C2. Makin besar nilai kapasitor tersebut akan makin lambat frekuensi pergantian nyala-padam kedua lampu LED. Dengan nilai C1 = C2 maka LED1 dan LED2 akan nyala-padam dengan frekuensi yang sama.
Berikut ini adalah daftar komponen yang diperlukan untuk proyek rangkaian flip-flop ini.
R1,R4 …. 470 Ohm
R2,R3 …. 22K
C1,C2 …. 4,7uF/16 V
D1,D2 …. LED
Tr1,Tr2 …. FCS 9014
Tegangan catu yang diperlukan adalah 9 VDC. Jika menggunakan catu daya 3 Volt (2 buah battery 1,5 Volt), R1 dan R2 bisa dihilangkan dan kaki katoda LED masing-masing langsung disambungkan ke kaki kolektor dari Transistor yang berkaitan. Kaki-kaki Transistor FCS 9014 bisa dilihat pada gambar di bawah
jangan lupa untuk memeriksa sekali lagi apakah semua komponen sudah terpasang dengan benar sebelum menghubungkannya ke catu daya. Periksa kaki transistor apakah basis emitor dan kolektornya sudah tepat serta LED dan polaritas kapasitornya jangan sampai terbalik. Setelah yakin semuanya sudah benar, bisa dicoba dihubungkan dengan catu daya atau battery. Silahkan bereksperimen dengan mengubah nilai C1 dan C2 untuk mendapatkan kecepatan nyala-padam yang diinginkan sesuai selera kamu.
Knight Rider LED mod
Sirkuit ini menggunakan 10 LED untuk menghasilkan efek tunggal LED terus bergerak bolak-balik dalam garis. Rangkaian terdiri dari dua bagian utama, osilator gelombang segitiga dan bargraph LED. Melihat rangkaian di bawah ini, IC1 merupakan op-amp ganda dikonfigurasi sebagai osilator, output yang merupakan gelombang segitiga. Frekuensi osilator dapat bervariasi dengan menyesuaikan VR3. Output segitiga dimasukkan ke IC2, sebuah LM3914 10 segmen LED bargraph. Chip ini pada dasarnya adalah sebuah voltmeter yang menyala serangkaian LED, jumlah LED menyala sebanding dengan tegangan dimasukkan ke dalam chip. Karena input ke chip adalah segitiga, (terus menerus naik dan turun tegangan), lampu LED berurutan sehingga menimbulkan efek "pemindaian". Chip dapat beroperasi di salah satu dari dua mode, "DOT" atau "BAR". Dalam mode DOT hanya satu LED menyala pada suatu waktu. Ini menghasilkan efek Ksatria pengendara klasik. Dengan menghubungkan titik-titik "A" dan "B" pada mode "BAR" sirkuit dipilih. Dalam mode ini LED semakin ringan sampai semua LED menyala menghasilkan sebuah "bar" cahaya.
Rangkaian ini dirancang untuk beroperasi dari pasokan +12 V PC. VR1 menyesuaikan titik nol atau mulai dari meter. VR2 menyesuaikan rentang meter atau titik akhir dan VR3 set frekuensi osilator dan karenanya kecepatan efek. Pada dasarnya VR1 dan VR2 menentukan bagaimana efek terlihat. Aku akan menutupi pengaturan prosedur yang lebih rinci nanti.
Kamis, 16 Februari 2012
bagian bagian LCD TV
1. Front Panel Display
Bila dibandingkan dengan TV CRT maka bagian Front Panel Display pada LCD adalah Flat panel nya yang pada umumnya saat ini digunakan yang berjenis TFT LCD. Walaupun banyak juga yang menggunakan teknologi Plasma.
Pada blok front panel display ini terdapat Backlight untuk menghasilkan cahaya putih di seluruh permukaan LCD. Diffuser yang berfungsi sebagai filter backlight, Back Polariser, susunan TFT LCD, Filter RGB dan Front Polariser.
Cara kerja Front panel display pada LCD kurang lebih, pada saat LCD mendapat tegangan maka molekul molekul kristal akan tersusun menjadi horizontal sehingga cahaya dari backlight dapat tembus ke lapisan depan LCD. Ini bisa terjadi karena LCD merupakan bahan molekul kristal yang sifatnya antara padat dan cair.
2. Backlight dan Inverter
Backlight ini merupakan bagian yang juga termasuk Front Panel Display. Inverter disini bukanlah bagian main power supply. Sering kita lihat pada bagian pinggir LCD jika kita bongkar akan terlihat seperti trafo trafo kecil, itulah inverter. Fungsinya adalah untuk mengubah tegangan DC 12V menjadi 1000 – 4000 VAC.
3. TCON FRC Board / Matrix
Bagian TCON ini juga satu kesatuan dengan Bagian LCD Panel display, backlight dan inverter. Kita tahu pada CRT TV gambar dihasilkan ketika elektron yang dikontrol oleh Def. Yoke ditembakkan pada tabung CRT sehingga berpendar menghasilkan warna. Perbedaannya dengan LCD adalah cahaya ini dihasilkan dari setiap pixel yang ada pada LCD.
Terdapat ribuan pixel / elemen LCD dan setiap pixel ini mempunyai satu transistor untuk bisa menyalakan / mematikan pixel tersebut.
Penyalaan pixel ini dikontrol oleh sebuah modul TCON atau FRC Board, modul inilah yang menentukan transistor mana yang aktif atau yang tidak aktif.
Pada modul TCON disediakan sebuah konektor yang memiliki pin yang banyak untuk dihubungkan ke main board. Biasanya modul ini ditutup alumunium untuk menghindari interferensi.
4. Main PCB / Main Board
Fungsi dari modul main board adalah untuk memproses semua sinyal baik itu audio maupun video yang ditangkap oleh tuner. Masih ingat dengan cara kerja TV CRT bukan, dimana gambar yang diproses oleh IC utama diumpankan ke sebuah rangkaian penguat Video RGB untuk kemudian diberikan langsung ke tabung CRT.
Berbeda dengan cara kerja TV CRT tadi, pada LCD terdapat proses untuk mengkonversi sinyal sinyal analog – video menjadi bentuk digital karena adanya ribuan transistor pixel yang dikontrol oleh modul TCON.
Pada modul utama ini terdapat tuner, analog to digital converter, mikrokontrol, menentukan input mana yang digunakan dan berbagai fungsi TV lainnya.
Karena masih banyak bagian bagian LCD TV yang belum dijelaskan, maka artikel ini akan berlanjut ke bagian 2,… semoga bermanfaat
Skema Inverter DC ke AC 220V 40Watt
Ini adalah skema inverter dc ke ac
yang memiliki kapasitas daya maksimal 100W dari sumber tegangan 12VDC
ke tegangan 220VAC. Rangkaian ini menurut perancangnya bisa bertahan
hingga 4 tahun dan seperti yang bisa dilihat dibawah, rangkaiannya cukup
sederhana. Bila belum tahu apa itu inverter baca juga artikel tentang teknologi inverter.
Jantung
dari rangkaian adalah IC CD 4047 yang berfungsi sebagai multivibrator
tak stabil, pin 1 dan pin 2 pada IC adalah kaki yang menentukan
frekuensi yang dihasilkan rangkaian. Sedangkan untuk rangkaian ini
sendiri sudah disetting di 50Hz.IC inverter CD 4047 menghasilkan 2 x output yang kemudian diperkuat oleh penguat awal transistor TIP122 di kedua sisinya yang kemudian diperkuat dengan 2N3055 yang biasa digunakan di amplifier OCL di kedua sisinya dengan masing masing sisi 2 transistor penguat akhir.
Dalam merancang rangkaian inverter dc ke ac 100 watt ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- Baterai untuk percobaan bisa menggunakan aki mobil sebagai sumber 12VDC
- Untuk Setting frekuensi bisa disetting melalui POT R1, setting ke 50Hz menggunakan AVO yang mendukung / Osiloskop
- Pastikan untuk menggunakan fuse / sekring 10A jaga jaga bila terjadi short
- Gunakan soket untuk IC inverter 4047
- Gunakan untuk peralatan sederhana, output yang dihasilkan tidak cocok bila digunakan untuk komputer atau peralatan lain yang sensitif.
- Gunakan Heatsink untuk Transistor 2N3055
Faktor
yang menentukan kapasitas daya pada skema inverter ini adalah arus
maksimum pada transistor penguat akhir dan trafo yang digunakan. Sebagai
contoh untuk mendapatkan hasil maksimal 100 watt dengan menggunakan
tegangan baterai 12VDC maka kapasitas baterai harus ~8A . Atau :
100 watt / 12VDC = 8.3 A sesuai dengan rumus daya P=VxI
Rangkaian Transistor Tester Sederhana
Rangkaian yang ditunjukkan dibawah ini merupakan rangkaian transistor tester sederhana. Pada beberapa avometer digital maupun analog sekarang ini kebanyakan sudah terdapat fitur ini, namun tidak ada salahnya kita bisa sedikit berkreasi.
Pada dasarnya rangkaian transistor
tester ini merupakan sebuah penguat sederhana yang dilengkapi dengan
feedback / umpan balik yang bisa menyebabkan lampu LED yang ditunjukkan
pada gambar berkedip. Seberapa sering LED ini berkedip tergantung pada
nilai osilatornya, dalam hal ini merupakan gabungan antara resistor
330Kohm dan kondensator / elco 10uF.
Rangkaian ini menggunakan supply 3volt yang terdiri dari 2 battery dan tentu saja bisa kita ganti dengan power supply kecil.
Cara kerjanya sendiri sangat sederhana, logikanya rangkaian ini hanya bekerja bila kedua transistor yang digunakan berjalan dengan baik.
Oleh
karenanya kita bisa memanfaatkan itu dengan cara menggunakan soket
kecil buatan sendiri sebagai pengganti transistor sehingga bisa
dibongkar pasang dengan mudah.Cara kerjanya sendiri sangat sederhana, logikanya rangkaian ini hanya bekerja bila kedua transistor yang digunakan berjalan dengan baik.
Tidak
hanya berfungsi untuk mengetahui baik buruknya transistor, rangkaian
ini juga bisa mendeteksi sebuah transistor apakh itu jenis NPN / PNP.
Tinggal dilepas saja salah satu transistor dan pasang transistor yang
hendak kita uji, bila lampu LED menyala maka kedua transistor berjalan
dengan baik. Bagi rekan rekan teknisi yang tertarik untuk membuatnya
saya juga menyertakan gambar sudah jadinya. Semoga artikel Transistor tester sederhana ini bermanfaat.
Senin, 06 Februari 2012
Memaksimalkan audio mobil
Berikut adalah 5 langkah untuk memaksimalkan audio mobil anda:
1. Peredaman
Kenapa sih mobil kita harus ditambahkan peredam suara dan apa tujuan dari peredam itu sebenarnya? Pada intinya peredaman berguna untuk menahan, menyurutkan, meminimalisasi suara dari luar yang mengganggu kenikmatan kita mendengar lagu.
- Menangkal pelat ringing.
Yaitu kondisi dimana bagian belakang speaker yang dipasang adalah pelat besi dan akan menimbulkan suara tambahan yang menggangu. Biasanya peredam diletakan diantara bagian belakang speaker dan pelat tersebut. - Meredam suara external.
Suara-suara yang berasal dari luar juga menggangu kualitas suara di dalam kabin. Gangguan ini dapat dikurangi dengan penambahan peredam pada panel pintu, floor (lantai), roof (atap), dan firewall (batas antara kabin dalam dan ruang mesin).
2. Box speaker dan box subwoofer
Spesifikasi box speaker dan subwoofer itu sangat penting. Selain harus disesuaikan dengan space yang ada, sangat disarankan agar box dibuat mengukuti spesifikasi pabrik. Karena pihak pabrik telah melakukan riset kubikasi yang matang untuk mengeluarkan potensi maksimal produknya.
Hal ini perlu dicermati dengan mencari sudut yang tepat untuk mendapatkan suara yang tepat pula. Pada dasarnya perlu diingat bila kita meletakkan speaker on axis maka kita akan mendapatkan tata panggung alias staging yang lebar namun dengan fokus suara yang lebih besar pula, demikian sebaliknya denga off axis kita akan mendapatkan depth yang bagus, fokus yang baik namun dengan lebar yang sedikit kurang.( Tetapi banyak istaller yang telah bisa menangani permasalahan tersebut yaitu pengambilan posisi placement yang on / off namun bisa mengatasi konsekuensinya).
4. Setting
Untuk hal ini para pecinta audio bisa konsultasi dengan installer kepercayaan masing masing. Karena setiap installer memiliki kelebihannya sendiri-sendiri.
Ada baiknya kita ketahui sedikit hal teknis mengenai settingan audio:
- Kita tidak mendengar frekuensi FLAT
Artinya: bass yang berbunyi 30db dan treble yang juga 30db tidak akan terdengar sama keras pada telinga kita. Bila keduanya dibunyikan bersamaan dipastikan suara bass akan terdengar lebih keras. - Sub-bass (20 – 80Hz), bass harus bersih, fresh, powerful, tak terlalu gemuk, maupun tipis. Terlalu banyak bass akan membuat bass berasal dr belakang dan membuat kita merasakan bass itu terlalu gemuk di frekuensi bawah.
- Mid-bass (60-400Hz), biasa diletakan di pintu. Mid-bass yang baik harus memiliki suara yang bersih, bebas humming (berdengung) dan tak ada bagian vibrasi dari mobil. Kelebihan frekuensi di midbass akan membuat suara panggung turun kebawah dan suara terdengar datangnya dari bawah (peletakan mid bass).
- Mid-range (250Hz – 5kHz), bentang frekuensi vokal manusia.Placement harus bagus, bebas vibrasi dan penggunaan material peredam bisa membuat vokal terdengar lebih bersih.
- Hi-range (3 – 20kHz dan keatasnya). Wilayah tweeter. Tweeter yang bagus akan terasa mengalir, tidak ada suara harsh (kasar). Setting tweeter yang kurang baik akan bersuara buntung (suara high tweeter kurang natural) atau bahkan banyak symbilance (suara tweter yang berlebihan sehingga suara tidak harmonis dengan midrange).
Langganan:
Postingan (Atom)